Minggu, 23 Juli 2017

Pasar Soponyono Rungkut

 
MochShodiqFuull.


.
MochShodiqFuull.

 RINI .


.
senyum bahagia .
.
Abaikan Yang Belakang .

.
HalalBiHalal  Pasar  Soponyono Rungkut 
Dan Tasyakuran  Kemerdekaan 72 Tahun 
Republik Indonesia .


Hadir di Halalbihalal Pasar Soponyono Rungkut .

.



Karena  Allah  Tidak  Pernah  Keliru .
Mempertemukan  Kita  Dengan  Siapapun .
Tinggal  Bagaimana  Cara  Kita  Menyingkapi .

.

Bacanya serius sekali .

Eko Wijiyo .MochShodiqFuull.

.

Tasyakuran Pembukaan Gilingan Daging 
Pasar Soponyono Rungkut .


semogah lancar terus ..

ayo pulang ....

MochShodiqFuull.

.

.

.

MochShodiqFuull



Shahih Bukhari - Hadist 69 .

 


حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ خَطِيبًا يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الْأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ




69. Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ufair Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata, Humaid bin Abdurrahman berkata; aku mendengar Mu'awiyyah memberi khutbah untuk kami, dia berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama. Aku hanyalah yang membagi-bagikan sedang Allah yang memberi. Dan senantiasa ummat ini akan tegak diatas perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah".


.
Ketua PC GP ANSOR Surabaya . H.M.Faridz Afif .
.
HALALBIHALAL JAMIYAH SHOLAWAT NARIYAH 
PCNU SURABAYA .

 bertemu dengan sahabat Anas .

.
 sahabat lama tak jumpa .

.
 
KH.Mas YUsuf bersama KH.Sholeh Qosim.


sebagian anggota jamiyah sholawat nariyah .
 
.


SURAT  KECIL  DARI  ALLAH SWT .

Kepada   : KAMU .
Tanggal   : HARI INI .
DAri        : ALLAH SWT .
Perihal    : DIRIMU .


Ini AKU 
AKU yang akan menangani semua masalahmu ....

Dan ingat,
Bila dunia ini menyodorkan masalah yang tidak dapat kau tangani sendiri, jangan berusaha menyeleseikan masalah itu.
tetapi, serahkanlah masalahmu itu kepadaKu.
AKU akan menyeleseikan masalahmu sesuai JADWAL yang AKU tentukan sendiri .

Semua Masalahmu PASTI akan AKU seleseikan tetapi seseuai jadwalku, bukan jadwalmu .

Setelah semua masalahmu kamu serahkan kepadaKU,jangan kamu pikirkan dan khawatirkan.
Sebaliknya ,fokuslah kepada semua hal - hal BAIK yang sedang terjadi padamu sekarang.

Bila kamu terjebak kemacetan di jalan,janganlah marah,sebab masih banyak orang di dunia ini yang tidak pernah naik mobil seumur hidupnya.

Bila kamu berhadapan dengan masalah di tempat kerja,berpikirlah bahwa masih banyak orang yang menganggur bertahun - tahun tanpa perkerjaan.

Bila kamu sedih karena hubungan keluarga, pikirkanlah orang - orang yang belum pernah merasakan mencintai dan dicintai .

Bila kamu mersa bosan dengan akhir minggu, pikirkanlah orang - orang yang harus lembur siang  malam tanpa libur untuk menghidupi keluarga dan anak - anaknya.

Bila Kendaraanmu mogok dan mengharuskan kamu berjalan kaki, janganlah marah, pikirkanlah orang - orang cacat yang sangat ingin merasakan berjalan kaki sendiri .

Bila kamu melihat di cermin, rambut mulai beruban, janganlah bersedih , jadikan itu sebagai pengingat bahwa kamu sudah tuadan usia semakin berkuirang .

Bila Kamu merenungi makna hidupmu di dunia ini dan merenungi apa tujuan hidupmu ini bersyukurlah. Karena banyak orang yang tidak punya kesempatan hidup yang untuk merenungi hidup mereka.

Bila kamu memutuskan untuk meneruskan surat ini ke orang lain , AKU melihat kamu punya rasa berterima kasih.


kamu telah  menyentuh  kehidupan mereka dalam banyak hal yang tidak pernah kamu bayangkan .


APAPUN  KEADAAN  KITA  BELAJARLAH  MENGUCAP  SYKUR  KEPADA  ILLAHI  ROBBI  KARENA  TIDAK  ADA  ALASAN  UNTUK  KITA  TIDAK  BERSYUKUR BUKTINYA  KALAU  SAMPAI SAAT  INI  KITA  ADA  ITU  KARENA  ALLAH SWT 


Tetap  semangat , optimis  positif  thingking , sabar , sholat  dan  selalu bersyukur kepada Allah Swt .
Aamiin  Allahumma Aamiinn .



 .
 SIAP selalu .
                 
MochShodiqFuull bersama H.Faridz Afif .

 KH.MAiMUN .

 HalalBiHalal  Pasar  Soponyono Rungkut 
Dan Tasyakuran  Kemerdekaan 72 Tahun 
Republik Indonesia .

 HalalBiHalal Bersama Paseban Agung .

Kusuk sekali dan serius ...

 Qorik Anak - anak .

.




Latif .

.


Saat  Orang  Bicara  Merendahkan Diri Kita .
Itu  Adalah  Tanda  Bahwa  Kita  Sudah Beradah Ditempat  Yang  Lebih Tinggi Dari Mereka .






.


PCNU SURABAYA ,



.

.
.
.
.
Ketua GP ANSOR SURABAYA ,H.FARIDZ AFIF .

.
 .

.






PCNU Kota Surabaya .


PCNU Kota Surabaya Adakan

 Kirab Panji N.U .


.
HALALBIHALAL JAMIYAH SHOLAWAT NARIYAH 
PCNU SURABAYA .
 

 .
 Ketua PCNU Surabaya bersama Ulama'
.
Dr.H.Achmad Muchibbin Zuhri .
.

 Rekan PC IPNU SURABAYA .

.
Sahabat Faisol seketaris .

KH.MAS YUSUF bersama KH. Sholeh Qosim .

.




Kudeta Gus Dur

Jumat, 21 Juli 2017 16:40



 Oleh Rijal Mumazziq Z



Saat terjadi kudeta Mesir, aktivis Ikhwanul Muslimin turun jalan. Mohamed Morsi, presiden dari kubu mereka, didongkel jenderalnya sendiri, Abdul Fatah al-Sisi. Mereka melawan. Tentara memberangus gerakan politik islamis ini. Para pemimpin IM tak mau menyerah, mereka menyuarakan perlawanan. Banyak aktivis menjadi martir.

Di Turki, Recep Tayyip Erdogan nyaris didongkel. Pelakunya? Faksi kecil militer. Dari tempat liburannya, sang presiden menyuarakan perlawanan. Pendukungnya bergerak. Arus bawah menguat. Kudeta akhirnya gagal.

Di Indonesia, 2001, Gus Dur versus parlemen. Dengan halus dan piawai, para politisi mempreteli kekuasaan Gus Dur. Mega dan Amien Rais melakukan manuver politik yang biasa disebut sebagai kudeta halus. Sebagian politisi NU menyuarakan perlawanan, sebagian kecil bahkan  membentuk front "perjuangan". Mereka siap mempertahankan Gus Dur di kursi kekuasaan dengan taruhan nyawanya. Pamswakarsa, milisi sipil tak bersenjata api yang disokong militer dan (kabarnya) didanai politisi, mulai terlibat bentrok dengan pendukung Gus Dur, setelah dua tahun sebelumnya baku hantam dengan mahasiswa. 

Suara perlawanan terus dikumandangkan. Basis-basis Nahdliyin menggelegak, dibangkitkan dengan narasi terdzolimi. Di tengah kondisi yang memanas ini, bagaimana reaksi Gus Dur sebagai RI-1 yang didukung jutaan massanya? Apakah dia menggelorakan perlawanan dengan menggerakkan pendukungnya? Tidak. 

Dengan berkaos dan bercelana pendek, di teras istana negara, ia menyapa para pendukungnya yang sudah siap mati untuknya. Ini penampilannya yang paling eksentrik. Presiden yang menanggalkan simbol kebesarannya dengan hanya mengenakan baju rakyat: kaos dan celana pendek. Bisa saja Gus Dur menggunakan pakaian kebesarannya dan simbol-simbol tertentu untuk menyentuh aspek sentimentil-emosional pendukungnya. Tapi tidak, dia tidak melakukannya. Dengan tertatih-tatih, Gus Dur mengangkat tangan, melambaikan telapak, dan meminta pendukungnya pulang. Pulang? Ya, pulang. Tak ada orasi perlawanan, tak ada narasi sebagai pihak yang dizalimi, juga tak ada glorifikasi jabatan melalui penggunaan jargon-jargon agama. 

Para pendukungnya, yang datang dari berbagai daerah, menangis. Bukan karena melihat Gus Dur sebagai pihak yang dizalimi, tapi tangis haru melihat upaya sang tokoh menghindari bentrok sesama anak negeri. Bukankah ini cara Gus Dur mengimplementasikan Ukhuwah Wathaniyah alias persaudaraan tanah air? Elegan, bukan?

"Tak ada jabatan di dunia ini yang perlu dipertahankan mati-matian," kata Gus Dur suatu ketika. Karena sejak awal sudah memandang sebuah jabatan sebagai sesuatu yang tidak istimewa, maka Gus Dur pun tak lantas melakukan glorifikasi dan mistifikasi atas sebuah jabatan. 

Tak percaya? Silahkan cermati komentar Gus Dur di sebuah perbincangan ini, "Saya jadi presiden itu cuma modal dengkul. Itupun dengkulnya Amien Rais."



Rijal Mumazziq Z adalah penulis buku Revitalisasi Humanisme Religius dan Kebangsaan KH. A. Wahid Hasyim 


.
.
Dr.H.Ach Muchibbin Zuhri Mag .