Sabtu, 25 Oktober 2014

Pasar Soponyono - Rungkut .

Ujung  tombak  Pasar soponyono .

Pasar Soponyono - Rungkut .



*  jika   masih  ada  cahaya  kecil  di  kejauhan  sana ,  cahaya itulah  yang  harus  dikejar  *  



Dahlan Iskan .




Masjid Tholabuddin

HAUL  Mbah  Tholabuddin  .

 susana makam menjadi penuh sesak  .

 pak  haji  lagi   ZMZ .  


Moch  shodiq Fuull.




Yayasan Al Azhar Rungkut Kidul

Sahabat  Yasin  ..  
Live  shoting  TV   kegiatan sosial .

Pasar Soponyono - Rungkut .

Moch  Shodiq  Fuull.


"  Jangan  menunggu kesempurnaan  karena   hidup  ini  tidak  sempurna , lakukan  yang  terbaik  yang anda  bisa  "





MWC Nahdlatul Ulama Kec.Rungkut - Surabaya .

Kisah Pendirian Nahdhatul Ulama’   


Tahun 1924, kelompok diskusi Taswirul Afkar ingin mengembangkan sayapnya dengan mendirikan sebuah organisasi yang ruang lingkupnya lebih besar. Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang dimintai persetujuannya, meminta waktu untuk mengerjakan salat istikharah, menohon petunjuk dari Allah.

Dinanti-nanti sekian lama, petunjuk itu belum datang juga. Kyai Hasyim sangat gelisah. Dalam hati kecilnya ingin berjumpa dengan gurunya, KH Kholil bin Abdul Latif, Bangkalan.

Sementara nun jauh di Bangkalan sana, Kyai Khalil telah mengetahui apa yang dialami Kyai Hasyim. Kyai Kholil lalu mengutus salah satu orang santrinya yang bernama As’ad Syamsul Arifin (kelak menjadi pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah Situbondo), untuk menyampaikan sebuah tasbih kepada Kyai Hasyim di Tebuireng. Pemuda As’ad juga dipesani agar setiba di Tebuireng membacakan surat Thaha ayat 23 kepada Kyai Hasyim.




Ketika Kyai Hasyim menerima kedatangan As’ad, dan mendengar ayat tersebut, hatinya langsung bergentar. ”Keinginanku untuk membentuk jamiyah agaknya akan tercapai,” ujarnya lirih sambil meneteskan airmata.
Waktu terus berjalan, akan tetapi pendirian organisasi itu belum juga terealisasi. Agaknya Kyai Hasyim masih menunggu kemantapan hati.

Satu tahun kemudian (1925), pemuda As’ad kembali datang menemui Hadratus Syaikh. ”Kyai, saya diutus oleh Kyai Kholil untuk menyampaikan tasbih ini,” ujar pemuda Asad sambil menunjukkan tasbih yang dikalungkan Kyai Kholil di lehernya. Tangan As’ad belum pernah menyentuh tasbih sersebut, meskipun perjalanan antara Bangkalan menuju Tebuireng sangatlah jauh dan banyak rintangan. Bahkan ia rela tidak mandi selama dalam perjalanan, sebab khawatir tangannya menyentuh tasbih. Ia memiliki prinsip, ”kalung ini yang menaruh adalah Kyai, maka yang boleh melepasnya juga harus Kyai”. Inilah salah satu sikap ketaatan santri kepada sang guru.

”Kyai Kholil juga meminta untuk mengamalkan wirid Ya Jabbar, Ya Qahhar setiap waktu,” tambah As’ad.
Kehadiran As’ad yang kedua ini membuat hati Kyai Hasyim semakin mantap. Hadratus Syaikh menangkap isyarat bahwa gurunya tidak keberatan jika ia bersama kawan-kawannya mendirikan organisai/jam’iyah. Inilah jawaban yang dinanti-nantinya melalui salat istikharah.

Sayangnya, sebelum keinginan itu terwujud, Kyai Kholil sudah meninggal dunia terlebih dahulu.
Pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926M, organisasi tersebut secara resmi didirikan, dengan nama Nahdhatul Ulama’, yang artinya kebangkitan ulama. Kyai Hasyim dipercaya sebagai Rais Akbar pertama. Kelak, jam’iyah ini menjadi organisasi dengan anggota terbesar di Indonesia, bahkan di Asia.

Sebagaimana diketahui, saat itu (bahkan hingga kini) dalam dunia Islam terdapat pertentangan faham, antara faham pembaharuan yang dilancarkan Muhammad Abduh dari Mesir dengan faham bermadzhab yang menerima praktek tarekat. Ide reformasi Muhammad Abduh antara lain bertujuan memurnikan kembali ajaran Islam dari pengaruh dan praktek keagamaan yang bukan berasal dari Islam, mereformasi pendidikan Islam di tingkat universitas, dan mengkaji serta merumuskan kembali doktrin Islam untuk disesuaikan dengan kebutuhan kehidupan modern. Dengan ini Abduh melancarakan ide agar umat Islam terlepas dari pola pemikiran madzhab dan meninggalkan segala bentuk praktek tarekat.

Semangat Abduh juga mempengaruhi masyarakat Indonesia, kebanyakan di kawasan Sumatera yang dibawa oleh para mahasiswa yang belajar di Mekkah. Sedangkan di Jawa dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan melalui organisasi Muhammadiyah (berdiri tahun 1912).

Kyai Hasyim pada prinsipnya menerima ide Muhammad Abduh untuk membangkitkan kembali ajaran Islam, akan tetapi menolak melepaskan diri dari keterikatan madzhab. Sebab dalam pandangannya, umat Islam sangat sulit memahami maksud Al Quran atau Hadits tanpa mempelajari kitab-kitab para ulama madzhab. Pemikiran yang tegas dari Kyai Hasyim ini memperoleh dukungan para Kyai di seluruh tanah Jawa dan Madura. Kyai Hasyim yang saat itu menjadi ”kiblat” para Kyai, berhasil menyatukan mereka melalui pendirian Nahdlatul Ulama’ ini.

Pada saat pendirian organisasi pergerakan kebangsaan membentuk Majelis Islam ‘Ala Indonesia (MIAI), Kyai Hasyim dengan putranya Kyai Wahid Hasyim, diangkat sebagai pimpinannya (periode tahun 1937-1942).

 





http://www.fimadani.com/kh-hasyim-asyari-sang-penjaga-islam-tradisional/

Jumat, 24 Oktober 2014

Masjid Tholabuddin

HAUL  Mbah  Tholabuddin  .
 


 KH . Masykur  Hasyim  dari  surabaya .

 dengerin  fatwah  abah  masykur .






Moch  Shodiq  Fuull .

Masjid Tholabuddin



"Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang bersumpah lagi hina yang banyak mencela, yang kian kemari menghamburkan fitmah " 


QS. Al-Qolam: 10 - 11 .


 Moch  Shodiq  Fuull .


PAC .IPNU RUNGKUT .

Tokoh   .


Mahbub Junaidi, Sang Pendekar Pena   ,


Kamis, 18/04/2013 10:05





Meskipun bukan kelahiran Solo, namun di Kota Bengawan inilah awal bakatnya di dunia tulis menulis mulai tampak. Ia memulai karier menulisnya ketika Ia duduk di bangku Sekolah, sebagai Redaktur majalah Sekolah Dasar di Solo.

Mahbub Junaidi, Sosok kelahiran Jakarta 27 juli 1933 ini memang begitu gemar menulis, bahkan ia pernah berstatemen, “Saya akan menulis dan terus menulis hingga saya tak mampu lagi menulis.”

Ia adalah anak pertama dari 13 Saudara kandungnya. Ayahandanya  H. Djunaidi  adalah tokoh NU dan pernah jadi anggota DPR hasil Pemilu 1955. Keluarganya harus mengungsi ke Solo karena kondisi yang belum aman pada saat awal kemerdekaan. Di Solo, ia menempuh pendidikan di Madrasah Mambaul Ulum. Di tempat itu Mahbub diperkenalkan tulisan-tulisan Mark Twain, Karl May, Sutan Takdir Alisjahbana, dan lain-lain. “Masa-masa itulah yang sangat mempengaruhi perkembangan hidup saya,” cerita Mahbub.  




Saat Belanda menduduki Solo tahun 1948, Mahbub Junaidi dan keluarganya kembali ke Jakarta.  Di Jakarta ia kemudian melanjutkan pendidikannya, masuk ke SMA Budi Utomo. Di sekolah barunya bakat menulis yang dimilikinya semakin terasah. Ia sering menulis sajak, cerpen, dan esei. Tulisan-tulisannya banyak dimuat majalah Siasat, Mimbar Indonesia, Kisah, Roman dan Star Weekly. Bakatnya ini terus berlanjut hingga ia menjadi mahasiswa, organisatoris, kolumnis, sastrawan, jurnalis, agawaman, poltisi dan sebagainya. Ya, selain sebagai seorang penulis, sosok yang satu ini juga dikenal sebagai tokoh yang multitalenta.

Dalam hal tulis-menulis Mahbub temasuk sangat piawai pada masanya, misalnya beliau yang menerjemahkan buku 100 tokoh yang berpengaruh di dunia karangan Michael H. Hart. Pun, dalam menulis kolom, Mahbub sangat terkenal dengan bahasa satire dan bahasanya yang humoris. Bahkan, Bung Karno samapai terkesan dengan tulisan beliau, karena Mahbub mengatakan Pancasila lebih agung dari Declaration of Independence, sehingga Bung Karno sempat mengundang Mahbub ke Istana Bogor, dari situlah Mahbub Junaidi menjadi sangat dekat dengan Bung Karno, dan Mahbub sangat kagum dengan “sang penyambung lidah rakyat tersebut.”

Ajaran Bung Karno, memang cukup mempengaruhi nasionalisme Mahbub. Pada sebuah pertemuan wartawan di Vietnam, Mahbub menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi kendati ia cukup fasih berbahasa Inggris atau Prancis. Inilah sikap nasionalismenya. “Bahasa Prancis bukan bahasa elu, dan bahasa Inggris juga bukan bukan bahasa gua.

Salah satu ciri dari tulisan Mahbub adalah kepandaiannya dalam memasukkan unsur humor. Humor adalah cara dari Mahbub untuk mengajak seseorang masuk kedalam suatu masalah, karena salah satu kebiasaan dari orang Indonesia adalah suka tertawa, maka untuk mengkritik dengan cara yang enak adalah lewat humor. Sebagaimana yang pernah dikatakan Gus Dur, “dengan humor kita dapat sejenak melupakan kesulitan hidup.”

Sebagai kolumnis, tulisan Ketua Umum PB PMII Tiga Periode Ini kerap dimuat harian Kompas, Sinar Harapan, Pikiran Rakyat, Pelita, dan TEMPO. Kritik sosial yang tajam tanpa kehilangan humor adalah ciri khas tulisan Sang Pendekar Pena ini. Akibat tulisannya yang tajam, Ia pernah ditahan selama satu tahun di tahun 1978. Jeruji besi dan gelapnya penjara tak menghambat nalar menulisnya di dalam penjara ia menerjemahkan Road to Ramadhan, karya Heikal, dan menulis sebuah novel Maka Lakulah Sebuah Hotel. Jaya pada tahun 1975.

Ketua PMII Tiga Periode

Dalam kariernya sebagai aktivis mahasiswa, Mahbub Junaidi bersama sahabat-sahabatnya membentuk Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada 17 April 1960, dan pada saat itu juga Mahbub Junaidi terilih sebagai ketua umum. Jabatannya sebagai Ketua Umum PP.PMII diembannya selama tiga periode, yaitu periode 1960–1961, hasil Musyawarah Mahasiswa Nahdliyin pada saat PMII pertama kali didirikan di Surabaya Jawa Timur. Periode 1961-1963, Hasil Kongres I PMII di Tawangmangu Jawa Barat. Dan Periode 1963-1967, hasil Kongres PMII II di Kaliurang Yogjakarta.

Pada masa kepemimpinan sahabat Mahbub Junaidi inilah PMII secara politis menjadi sangat populer di dunia kemahasiswaan dan kepemudaan, sampai pada periode pertama sahabat Zamroni. Pernah ketika itu, sebagai ketua umum PMII dirinya menunjukkan tajinya, saat HMI hendak dibubarkan oleh Bung Karno, dikarenakan tokoh-tokoh Masyumi terlibat dalam pemberontakan PRRI PERMESTA di Sumatera Barat, Mahbub yang menjabat sebagai ketua PMII langsung berangkat ke Istana Bogor untuk berdialog langsung dengan Bung Karno, dan pemintaan Mahbub sangat tegas, yaitu “HMI jangan dibubarkan.” Dan akhirnya tuntutannya itu terkabul.

Saat menjadi aktivis mahasiswa, Mahbub juga ahli dalam membuat lagu, mars PMII dan mars Gerakan Pemuda Ansor juga ciptaan dari Mahbub Junaidi. Dari kariernya sebagai ketua umum PB PMII, membuat kaiernya melesat ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Sebagai jurnalis, penulis dan sastrawan, Mahbub telah meraih prestasi yang sangat baik. Tulisannya sebagai Pemred Duta Masyarakat telah menunjukkan benang merah dari gagasan dan pikirannya mengenai berbagai masalah yang dihadapi bangsa kita. Perjalanan panjang dalm organisasi di lingkungan NU dapat menjadi bukti dari pengabdiannya kepada masyarakat.

Kiprahnya sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dapat dari petunjuk dari pengabdiannya dalam mengembangkan kehidupan pers nasional. Tulisannya sebagai sastrawan telah menununjukkan keragaman kemampuan yang dimilikinya dengan meraih penghargaan sastra tingkat nasional. Kolom “Asal Usul” yang dimuat secara tetap di tiap hari minggu harian Kompas selama jangka waktu yang cukup lama menunjukkan kemampuan Mahbub dalam menulis dan daya pikat tulisannya terhadap masyarakat. Gaya tulisannya sekarang banyak ditiru oleh penulis Indonesia.

Mahbub Djunaidi adalah tokoh nasional yang bersahaja, seorang jenius yang berkarakter mengamati perkembangan hidup melalui tulisan-tulisannya, penggerak organisasi dan seniman politik yang dimiliki oleh NU dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Sementara Mahbub Djunaidi meninggal dunia pada tahun 1995 di usia 62 tahun, usia yang masih cukup untuk beraktivitas dan berjuang. 
(Ajie Najmuddin/disarikan dari berbagai sumber)




 
 
 
 
 

MWC Nahdlatul Ulama Kec.Rungkut - Surabaya .

Nasional 
Ketika Seorang Sahabat Menjadi Presiden .




Selasa, 21/10/2014 08:00 .

Menyaksikan seorang sahabat menjadi presiden, tentu memberikan perasaan tersendiri bagi pengasuh Pesantren Al-Qur’aniyy Solo, KH Abdul Karim.

Saat diwawancarai salah satu stasiun TV swasta, Senin (20/10), kiai yang akrab disapa Gus Karim itu menceritakan kisah mereka, ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) hendak mencalonkan diri menjadi menjadi presiden, beberapa bulan silam.

“Sesaat sebelum pengambilan nomor urut, Jokowi sempat bertanya melalui SMS kepada saya, tentang wiridan apa yang perlu dibaca,” kata Gus Karim yang pernah menjadi ketua tanfidziyah PCNU Kota Surakarta,.




 
“Gus, apakah wiridannya itu perlu dibaca? Saya jawab, ya perlu dibaca wiridan itu,” kata Gus Karim tanpa menyebut wirid apa yang diijazahkannya ke Jokowi.

“Esoknya beliau kembali menghubungi saya , Gus saya dapat nomor dua. Saya jawab, ya itu, salah sendiri cuma tanya lewat SMS, tidak sowan langsung,” ujar Gus Karim menirukan pembicaraanya dengan Jokowi.

Pengasuh Majelis Dzikir dan Shoalwat Jamuro itu juga memiliki panggilan tersendiri kepada Jokowi. “Dari dulu saya memanggilnya dengan sebutan ‘Pak Wali’. Bahkan, ketika sudah menjadi Gubernur. Tapi ndak tahu kalau sudah jadi presiden sekarang,” katanya sembari terkekeh.

Kata Gus Karim, Jokowi itu punya tiga nama panggilan, “Pertama yoqowiyu, ini panggilan dari mereka yang terlalu mengidolakan. Adapula yang memanggilnya dengan biasa Jokowi, seperti saya. Lain lagi dengan yang tidak senang, memanggilnya dengan jo kui (jangan yang itu).”





Jokowi dan Jamuro .


Pada kesempatan lain, Gus Karim juga pernah mengungkapkan, sosok Jokowi yang ikut membesarkan jamaah Sholawat di Solo bersama Jamaah Muji Rosul (Jamuro). Menurutnya, Jamuro tak lepas dari Jokowi.
“Saat Jokowi naik, mulai saat itulah Jamuro naik. Akhirnya kami pun meminta Jokowi untuk menjadi penasihat Jamuro.”

Gus Karim menceritakan “ledakan” jemaah Jamuro terjadi seusai mereka berkegiatan di Lodji Gandrung, Rumah Dinas Walikota Solo. “Sebelum Pak Jokowi ngunduh Jamuro di Lodji Gandrung jemaah sekitar 100 - 200 orang setelah itu semakin banyak. Sekarang jemaah bisa mencapai 2.000-3.000 orang jika Jamuro mengadakan pengajian,” ucapnya.
 
 (Ajie Najmuddin/Anam)
 
 
 
 
 


P A C GP ANSOR , Rungkut .

Risalah Redaksi   ,


Sudah Banyak Energi Tertumpah, Lalu Apa?  .











Proses pemilihan presiden dan wakil presiden atau pilpres 2014 telah menguras cukup banyak energi warga nahdliyin. NU memang bukan partai politik. Namun dalam pelaksanaan pilpres kali ini, NU bahkan sering kelihatan lebih sibuk dibanding partai politik itu sendiri yang sudah cukup lelah setelah menghadapi pemilu legislatif. 

Hal itu bisa dilihat dari aksi penggalangan dukungan yang dilakukan oleh para tokoh NU dan kiai pesantren yang melibatkan warga nahdliyin secara masif. Umumnya, para pengurus NU atau pengasuh pondok pesantren yang terlibat aktif dalam aksi dukung-mendukung calon tertentu itu menyatakan bahwa mereka itu bertindak atas nama pribadi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa aktivitasnya di dalam organisasi NU atau ketokohannya di lingkungan pesantren itu cukup melekat dalam pribadi yang bersangkutan.  


Pilpres 2014 kali ini memang sangat menarik, atau bahkan bisa dikatakan menegangkan, karana hanya diikuti oleh dua kontestan dan hanya dilakukan satu kali putaran. Pemilihan presiden secara langsung yang dilakukan pertama kali pada 2004 lalu diikuti oleh lima kontestan dan kelimanya melibatkan unsur NU di dalamnya, sehingga banyak pengamat menyebutnya “all the NU man”. Pilpres 2014 kali ini tidak menempatkan tokoh-tokoh NU sebagai calon yang berhadap-hadapan, namun para pendukung atau tim sukses kedua kubu melibatkan banyak sekali tokoh NU dan kiai pesantren dan bisa dikatakan cukup berimbang. Para tim kampanye yang didukung oleh berbagai lembaga survei juga tidak bisa memungkiri bahwa NU menjadi variabel penting dalam menentukan kemenangan calon presiden dan wakil presiden baru. Kedua kubu menempatkan tokoh NU sebagai “daftar belanja pemain” sehingga persaingan menjadi cukup serius melibatkan warga nahdliyin.

Tidak sekedar saling dukung-mendukung atau doa-mendoakan dan memakai berbagai simbol tradisi keagamaan sebagai material kampanye, sebagian tim sukses bahkan tidak bisa menahan diri dengan menerbitkan surat instruksi atau memasang spanduk bertuliskan fatwa wajib memilih atau haram memilih calon tertentu atas nama tokoh atau kiai tertentu. Bahkan instruksi itu juga sampai dibumbui hasil istikhoroh atau isyarat langit dan sejenisnya. Para tim sukses membuat situasi seolah-olah sedang genting sehingga harus memenangkan calonnya masing-masing.

Proses pilpres juga melibatkan cara-cara kampanye negatif, bahkan kampanye hitam atau fitnah yang melibatkan kedua kubu yang sedang bersaing, bahkan sempat menyinggung-nyinggung sentimen SARA. Sementara persaingan itu juga didukung oleh stasiun televisi nasional yang memosisikan diri secara berhadap-hadapan dan mengeksploitasi berbagai isu yang menyudutkan satu sama lain. Persaingan antarwarga dan pendukung sekarang ini juga difasilitasi oleh berbagai media sosial modern seperti facebook dan twitter sehingga menambah tensi ketegangan, dan nyaris berlangsung selama 24 jam. Di bulan Ramadhan, barangkali tensi persaingan menurun hanya pada saat berbuka puasa. Setelah itu persaingan dimulai lagi.
.




http://emhashodik99.blogspot.com/ 



Kamis, 09 Oktober 2014

Pasar Soponyono - Rungkut .



Tidak MUDAH memaafkan ketika kita dibenci dan di hina
Tapi akan terasa INDAH kalau itu bahagian dari penyucian diri...
Dan ikhlas hanya mengharap ridha Ilahi...
Tidak MUDAH melupakan kegagalan ketika kita 
masihberkubang didalamnya
Tapi akan terasa INDAH ketika menyedari itu adalah
awal dari kejayaan kita....
Tidak MUDAH melupakan masa lalu yang menyakitkan
Tapi akan terasa INDAH ketika menyedari itulah
 jalan yang harus ditempuh
Untuk mengawali kebahagiaan yang akan diberikan 
Allah sebagai penggantinya....
Tidak MUDAH menghilangkan duka karena kehilangan
Tapi akan terasa INDAH ketika menyedari...
Bahwa Tuhan telah meminjamkan kepada kita beberapa saat masaNya..

 

Sekar , Bojonegoro .







PESAN BIJAK  .
 
- Abu Said al-Khudri RA. mendengar Rasulullah SAW bersabda," Jika salah seseorang di antara kamu melgat mimpi yang disukai , maka itu dari ALLAH dan hendaklah DICERITAKAN kepada orang lain — 


 

 


Masjid Tholabuddin


Nabi Muhammad SAW bersabda : 


Yang Artinya : ". Setiap ucapan anak Adam akan diperhitungkan atasnya dan bukan menjadi keberuntungannya , kecuali dzikir kepada ALLAH atau amar ma'ruf atau nahi mungkar "


Kamis, 02 Oktober 2014

Sekar , Bojonegoro .

 
 
 
Kenangan Terindah
oleh: Samsons 


Aku yang lemah tanpamu
 
Aku yang rentan karena 
 
Cinta yang t'lah hilang 
 
Darimu yang mampu menyanjungku
 
Selama mata terbuka 
 
Sampai jantung tak berdetak 
 
Selama itu pun aku mampuUntuk mengenangmu
 
Darimu kutemukan hidupku 
 
Bagiku kaulah cinta sejati

Chorus :
 
Bila yang tertulis untukku
 
Adalah yang terbaik untukmu 
 
Kan kujadikan kau 
 
Kenangan yang terindah dalam hidupku 
 
Namun takkan mudah bagiku
 
Meninggalkan jejak hidupku 
 
Yang t'lah terukir abadi 
 
Sebagai kenangan yang terindah  


Darimu kutemukan hidupku 
 
Bagiku kaulah cinta sejati
 
 
 
 
 
 
Chorus  : 
 
 








Sekar , Bojonegoro .



Wali – Doaku Untukmu Sayang   .

 

kau mau aku apa, pasti kan ku beri
kau minta apa, akan ku turuti
walau harus aku terlelap dan letih
ini demi kamu sayang 



reff:

aku tak akan berhenti
menemani dan menyayangimu
hingga matahari tak terbit lagi
bahkan bila aku mati
ku kan berdoa pada Ilahi
tuk satukan kami di surga nanti

tahukah kamu apa yang ku pinta
di setiap doa sepanjang hariku
Tuhan tolong aku, tolong jaga dia
Tuhan aku sayang dia 


repeat reff 

(Tuhan tolong aku, jaga jaga dia
Tuhan ku pun sayang dia)


repeat reff   .
  




http://liriklaguindonesia.net/wali-doaku-untukmu-sayang.htm

Rabu, 01 Oktober 2014

Sekar , Bojonegoro .





Aku Lelakimu lyrics  



Artist/band: Anang
Album:
Genre: Pop
Posted by: Che-Che







Datanglah bila engkau menangis
Ceritakan semua yang engkau mau
Percaya padaku aku lelakimu

Mungkin pelukku tak sehangat senja
Ucapku tak menghapus air mata
Tapi ku di sini sebagai lelakimu

Chorus:

Aku lah yang pernah memelukmu erat
Saat kau berpikir mungkinkah berpaling
Aku lah yang nanti menenangkan badai
Agar tetap tegar kau berjalan nanti

Sudah benarkah yang engkau putuskan
Garis hidup sudah engkau temukan
Engkau memilihku sebagai lelakimu

Chorus:

Aku lah yang pernah memelukmu erat
Saat kau berpikir mungkinkah berpaling
Aku lah yang nanti menenangkan badai
Agar tetap tegar kau berjalan nanti







Help us keep updating this lyrics site by clicked this banner and register some FREE program
Lirik Lagu Anime images   



http://mylyric.6te.net/lyrics.php?artistlyrics=Anang--Aku_Lelakimu

Selasa, 30 September 2014

Masjid Tholabuddin

 

Pesan   Moral  Politik  .


Sekali lagi satu padukan langkah, singsingkan lengan bajumu kita bahu membahu bangun bangsa ini dalam konteks keBhinnekaan yang berpatokan pada penghayatan dan pengalaman Pancasila dan UUD 1945 secara baik benar dan tertangung jawab baik secara vertikal dengan YMK maupun horizontal dengan sesama.  “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”   
 
 

Slahung, Ponorogo




Pesan  Bijak  .
 

*  Kekayaan  termahal  yang  dimiliki  oleh  seorang  pemimpin  bukanlah  jabatan  dan  kedudukan  , melainkan  kesesuaian   antara  perkataan  dan  perbuatan    *  



" Dahlan  Iskan "  



Masjid Tholabuddin


  
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ 

” ، رَوَاهُ مُسْلِمٌ


Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga. 

(HR. Muslim).


Masjid Tholabuddin

Sholat Id  Adha  di Masjid Tholabuddin .

Slahung, Ponorogo



“Cinta kasih di dalam hati itu terbagi-bagi bagaikan dahan-dahan pohon cedar. Jika pohon itu kehilangan satu dahan yang kuat, ia akan menderita namun tidak mati. 
Pohon itu akan menumpahkan seluruh daya hidupnya ke dalam dahan berikutnya, sehingga ia akan tumbuh dan 
mengisi tempat yang kosong.”


Sekar , Bojonegoro .



Pesan  Bijak .

"  Orang  yang  rendah  hati  baru  bisa  membangun  kehidupan  yang  indah  sempurna  "


Dahlan  Iskan *